Kamis, 30 Oktober 2014

Pembunuhan Ras Malanesiya Di Kota Studi Yogyakarta


Polisi Menangkap Yohanes Baru, Tanpa Kejelasan

Dengan berbagai macam permasalahan yang telah mengorbankan puluhan nyawa Mahasiswa/i Papua di kota studi daerah istimewa Yogyakarta belum pernah terungkap oleh pihak kepolisian yang bilamana telah dipercayakan sebag
ai pelindung negara, namun semua kejadiaan tersebut menjadi sebuah telapak tangah Inteljen dan Kepolisian untuk memusnahkan ras malanesiya.
Mahasiswa/i Papua di kota studi yogyakarta telah menjadi target pemusnahan, oleh sebab itu berdasarkan data kami bahwa mahsiswa/I papua di kota studi yogyakarta tercatat sebagai korban paling tertinggi di bandingkan penduduk asli Yogyakarta, hal ini menjadi sebuah permasalahan besar yang perlu di perhatikan oleh pemerintah Daerah Propinsi Papua Dan Papua Barat.

Berdasarkan beberapa kasus yang telah mengorbankan nyawa mahasiswa papua sejak tahun 2004 hingga tahun 2014, belum pernah terungkap oleh pihak kepoisian tentang siapa yang sebagai aktor utama dalam pembunuhan misterius ini, melainkan pihak kepolisian selalu membulak balik fakta serta menutupi pelaku dalam pembunuhan Seorang Perempuan Papua di Jalan Timoho dan beberapa Laki-laki yang di bunuh di jalan kusuma Negara dan jalan Parang tritis Kabupaten Bantul, Prov D. I. Y.
Tidak hanya pembunuhan, namun pelecehan ras yang selama ini di perlakukan oleh pihak kepolisian dalam menangani masalah sepertinya, pengendara motor tidak menggunakan helm dan pengendara motor yang tidak memiliki surat-surat, namun dari beberapa permasalahan tersebu menjadi suatu bumerang antara warga yogyakarta dengan Mahasiswa/I Papua.
Oleh sebab itu kami Mahasiswa/I Papua merasa bahwa dalam aktivitas kami di yogyakarta selalu dipersempitkan oleh Warga yogyakarta bersama pihak kepolisian; untuk itu kami mahasiswa ingin mempertanyakan kepada pihak Pemerintah Daerah provinsi maupun kabupaten di yogyakarta tentang dimana keistimewaan kota yogyakarta yang dapat disemboyangkan sebagai kota pendidikan……? Jika Mahasiswa yang berstudi tidak dilindungi dengan hak hidupnya.
Jika hal tersebut tidak diperhatikan atupun dipertanggungjwabkan dengan baik oleh Pemerintah maupun penegak hukum, maka konsekuensi bahwa ada permainan pemusnahan Ras di kota yogyakarta. Kalau memang hal tersebut yang di rancangkan, maka kami Mahasiswa Papua meminta agar Gubernur, DPRD, dan Kapolda; untuk mengeluarkan surat perintah pengembalian Mahasiswa Papua di kota studi yogyakarta agar kembali di daerahnya atau Pulau Papua untuk melanjutkan studi; sekaligus warga Jawa maupun TNI POLRI yang bukan orang asli papua segera di tarik kembali atau dipulangkan di masing-masing tempat asalnya. Sehingga tidak menciptakan permasalahan bagi Mahasiswa Papua berstudi dengan warga yogyakarta, hanya karena perilaku rasisme. 
" Hidup Diatas Duri"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar